Rabu, 18 Januari 2012

TradisioMALL


Bu..beli bu : Aktivitas jual beli di Pasar Tradisional Dinoyo
Siaap..ciaaatt : Inep membubuhkan tandatangannya
Bongkar : Lantai dua Pasar Tradisional Dinoyo sudah terlihat kosong
Bongkar : Lantai dua Pasar Tradisional Dinoyo sudah terlihat kosong
Pasar Tradisional Dinoyo yang mulai beroprasi sejak lama ini haru rela menjadi bagian kenangan. Pasar Tradisional ini selalu memberikan warna tersendiri bagi warga Kota Malang, kawasan seputar Dinoyo khususnya. pasar tradisional yang mulai beraktifitas sejak pukul 03.00 pagi ini selalu ramai dikunjungi. Terlebih oleh masyarakat golongan menengah kebawah. 




Polemik pembangunan Pasar Dinoyo dan Blimbing telah selesai dan akan segera dilakukan proses pembangunan di kedua tempat tersebut. Walikota Malang Peni Suparto mengatakan hal itu merupakan hasil mediasi yang digagas Komnas HAM dengan mempertemukan Pemkot Malang dan perwakilan pedagang kedua pasar tersebut. 

“Pembangunan Pasar Dinoyo dan pasar Blimbing sudah tidak ada masalah. Hasil dari mediasi oleh Komnas HAM adalah semua pihak menyetujui untuk dilakukan pembangunan dan pedagang tidak akan dipungut biaya sepeser pun,” jelasnya secara terbuka dalam rapat paripurna LKPJ, Selasa (10/5).


Pasar Tradisional Dinoyo yang mulai kosong sejak 21 Desember lalu, sudah tidak lagi aktifitas perdagangan. Terlebih di lantai dua, ini karena tempat berdagang lantai dua sudah dibongkar dan pedagangnya sudah boyongan ke pasar sementara Merjosari. di pasar yang bakal disulap menjadi Mall dan Pasar Tradisional Moderen itu. 

Apalagi sejak dioprasikannya Tempat Penampungan Sementara (TPS) pada 1 Januari lalu. Sejak itu juga, dari pantauan penulis, kondisi dari Pasar Tradisional Dinoyo benar-benar kosong. Sebelumnya hanya para pedagang emas yang bertahan cukup lama, karena memang diperlukan perlakuan khusus dari dagangannya. yakni ketersediaan tempat untuk ditampung di TPS.



Pasar Relokasi Dinoyo di Merjosari
Menurut Walikota Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP, para pedagang di pasar tersebut sudah membuat kesepakatan secara tertulis mengenai perpindahannya ke tempat relokasi. ”Artinya, bahwa para pedagang sudah setuju untuk pindah saat pasar itu akan dibangun,” ujar pria yang kerap disapa Inep itu.


Sementara dari pantauan penulis, dipindahkannya Pasar Tradisional Dinoyo ini ke Merjosari membawa beberapa dampak bagi masyarakat disekitar Pasar Relokasi. Latifah semisal, warga yang tinggal di Jl. Mertojoyo Blok. L ini sedikit senang dengan kepindahan itu, "Saya biasanya kepasar jalan kaki, sekarang 'kan bisa lebih dekat lagi", katanya.

Tapi bukan berarti tidak ada dampak buruk bagi warga-warga Kota Malang lainnya. Beberapa warga mengeluhkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang disekitar pasar, apalagi sampah-sampah itu tidak habis diangkut dalam sehari. Belum lagi masalah Lalulintas kendaraan didepannya seringkali membuat kemacetan.


Market Pasar Modern : Bentuk Mall Dinoyo City yang akan diterapkan di bekas lahan Pasar Tradisional Dinoyo Jalan M.T. Haryono



Apa ini? Adalah sebuah MALL yang akan segera dibangun di Dinoyo. Dimana lokasinya? Anda tahu Pasar Tradisional Dinoyo? Disanalah akan dibangun. Pasar Tradisional yang sedari tadi kita bahas diatas. Lokasi yang strategis di pusat kota dan dikelilingi oleh universitas ternama (Universitas Brawijaya, Politeknik Brawijaya, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah Malang) di kota Malang.



Hal ini membuat Mall Dinoyo City (MDC). Dan tentu saja, Rumah di Sekitar  (MDC)  akan melambung tinggi harganya.

Market Pasar Modern : Bentuk Mall Dinoyo City yang akan diterapkan di bekas lahan Pasar Tradisional Dinoyo Jalan M.T. Haryono


Lain Pasar Tradisional lain lagi Pasar Modern. Anda tahu Ramayana? Tempat perbelanjaan yang kini menghuni Alun-alun Mall tersebut berencana untuk membuka toko di lahan baru, lahan yang dibidik adalah Mall Dinoyo City (MDC) yang berlokasi di kawasan Dinoyo. Belum lagi Borobudur Dept Store dan 21 Cineplex yang katanya akan menjadi yang terbesar di Kota Malang kabarnya sudah fix masuk ke MDC.



Hassh... Penulis dari tadi tidak ketemu apa sebenarnya yang mau difokuskan. Pasarkah? Mall-kah? atau apa?. Tapi sudahlah, mau bagaimana juga kita ini tinggal di Indonesia. Hukum uang itu tidak asing lagi dan sudah menjadi cerita klasik, bahkan membudaya. Siapa yang sangka kalau dahulu dipasar itu ada keluarga yang memang menggantungkan hidupnya pada Pasar Tradisional, Siapa yang berfikir dengan hadirnya Pasar Modern akan membawa dampak bagi masyarakat. Pasar Tradisional mulai tersisih, seperti orang asing. Buruknya, Perlahan hilanglah identitas bangsa, .


Mari kita berempati pada bangsa ini..
Mengheningkan cipta...mulai

Sumber : malang-pos.com
memoarema.com
mediacenter.malangkota.go.id

1 komentar:

  1. :ngeri:

    #bingung mau komen apa. pasar dinoyo yg dulu...
    mall dinoyo nanti itu, akh apakah yg modern harus menyingkirkan yg tradisional ???

    Salam blogger kampus putih :D
    << Alternative Road >>

    BalasHapus