Kamis, 01 Desember 2011

Gerakan Civil Society Mahasiswa, Masih Pentingkah?

Melihat gerakan-gerakan mahasiswa hari ini yang sepertinya sudah sedikit ‘melempem’ dari gelar yang disandangnya sebagai agen of change atau agen yang membawa perubahan bagi kaum-kaum masyarakat bawah atau yang sering disebut kaum miskin kota dan lain sebagainya seperti sedikit mengabaikan itu. 

Cenderung mahasiswa-mahasiswa hari ini lebih mementingkan fungsi akademisnya saja kamudian acuh terhadap lingkungan disekitarnya, hampir tiap hari atau tiap moment-moment tertentu bahkan kita melihat aksi unjukrasa mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi rakyatnya lebih mengedepankan sisi anarkisme atau egonya saja, menarik disimak kemudian, yang menjadi pertanyaan adalah benarkah mereka mewakili suara-suara rakyat? atau hanya suara dari golongan-golongan tertentu?

Lantas masih pentingkah gerakan civil society mahasiswa itu?


Definisi Civil Society itu sendiri adalah organisasi-organisasi atau asosiasi-asosiasi masyarakat sipil yang dimana kedudukannya terlepas dari negara.

Civil society di Indonesia saat ini seakan kehilangan perannya, jiwa pemberontak para agen of change terhadap elit-elit politik atas kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa merugikan masyarakat dimana gerakan Civil Society sebagai aktor penting dalam melawan hal-hal tersebut serasa mati kutu. 

Dari civil society dapat ditarik tiga unsur penting didalamnya, diantaranya :

Pertama adalah Independent atau mandiri. Yang dimaksud independent adalah tidak berkaitannya gerakan Civil Society terhadap kelompok-kelompok government (pemerintah). Dengan kata lain Civil Society berdiri sendiri tanpa adanya keterlibatan dari pihak manapun.

Dewasa ini banyak gerakan-gerakan civil society di Indonesia tidak berjalan kondusif sebagaimana perannya, bahkan banyak pihak-pihak yang memanfaatkan atau menghegemoni gerakan-gerakan Civil Society untuk mengambil keuntungan, semisal saat ini kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin berkurang, disinilah letak lemahnya kesadaran-kesadaran dari gerakan Civil Society yang terpengaruh oleh surplus-surplus yang diberikan suatu kelompok agar Civil Society bisa membantu mengembalikan kepercayaan tersebut.

Kedua adalah Pemberdayaan. Gerakan civil society sebagai agen perubah terhadap tingkah kesewenang-wenangan pemerintah. Sementara itu, pemberdayaan Civil Society untuk menciptakan suasana atau iklim agar potensi-potensi yang dimiliki masyarakat dapat berkembang dan dapat diterapkan dalam langkah - langkah nyata untuk mengantisipasi fenomena-fenomena yang terjadi. Yang artinya untuk membela kaum lemah.

Ketiga Civil Society sebagai Penyeimbang. Penyeimbang dimana gerakan Civil Society yang tidak berpihak dan berdiri sendiri dapat menciptakan keadilan ditengah redupnya keadilan dinegeri ini. Terlebih karena susahnya masyarakat dalam menyuarakan segala bentuk aspirasinya kepada pemerintah dan oleh karena itu disinilah letak peran sebenarnya dari gerakan Civil Society yang sebenarnya untuk membela masyarakat untuk menyuarakan langsung kepada pemerintah pusat.

Dalam kajian Ilmu Komunikasi memang diyakini bahwa segala apa yang melekat di tubuh kita adalah simbol. Simbol yang merepresentasikan si pengguna simbol itu. Namun adalah sebuah kesalahan ketika kita dengan serta merta memberikan konklusi/kesimpulan atas penggunaan simbol itu, sebab terkadang hal tersebut adalah sebuah misinterpretasi. Interpretasi atas makna yang disimpulkan oleh komunikan ternyata berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Tentu saja satu-satunya cara untuk menghindari misinterpretasi ini adalah dengan melakukan cross check dan pengamatan yang lebih mendalam terhadap simbol tersebut sebelum memutuskan sebuah konklusi.

Tidak rasional memang jika kita menyalahkan nama besar mereka sebagai agen perubahan. Namun, apakah mereka sudah menjalankan peran mereka sebagai benteng pembela bagi kaum minoritas?

Menyikapi realitas faktuil tersebut, sebagai kaum intelektual kita harus berani jujur pada diri sendiri dan ikut serta dalam menciptakan perubahan dan menjadikan birokrasi adil dan damai.

2 komentar:

  1. gerakan mahasiswa selamanya hal yg penting, yg gk penting tu aktivitas nya gerakan mahsiswa hari ini yg berkutat pada event event ceremonial seperti pelantikan, dies natalies dan sebagainya. itu lah potret aktivitas gerakan mahasiswa hari ini, entah esok.

    BalasHapus
  2. Memang perlu dipertanyakan, benarkah suara-suara mereka itu mewakili suara rakyat, rakyat yang mana?
    Atau hanya sekedar menjadi eksistensi dr mahasiswa itu sendiri?
    Memang kebanyakan lebih senang mbikin panggung sndiri, pamer sendiri , berkumpul sesama sebaya dan menantang bahaya

    BalasHapus